Katakan “Maaf Cinta…”

Katakan “Maaf Cinta…”

Keluarga Muda merupakan organisasi Gereja Baptis Depok yang menaungi pasangan suami-istri berusia dibawah 50 tahun. Diketuai oleh Bapak Tanjung Prasetyo Persekutuan Keluarga Muda rutin berkumpul tiap bulannya. Pada bulan Mei, persekutuan rutin diadakan pada hari Minggu, 19 Mei 2019 setelah ibadah umum. Bagaimana keseruan acaranya? Yuk kita lanjutkan!

Persekutuan Keluarga Muda kali ini mengangkat tema “Katakan ‘Maaf Cinta…'” dimana renungan Firman Tuhan dilayani oleh Pdt. Em. Heru Sudradjat.

Pdt. Em. Heru Sudradjat Menyampaikan Saat Renungan

Firman Tuhan diambil dari Matius 18:21-22 yang berbunyi : Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?  Sampai tujuh kali?  Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Dibuka dengan pengertian maaf, Pdt. Heru Sudradjat menjelaskan lebih dalam Firman Tuhan dan aplikasi di kehidupan peserta Persekutuan Keluarga Muda.  Menurut renungan yang disampaikan maaf berarti  menghapus/menghilangkan luka hati. Ternyata tidak meminta maaf dan memafkan bisa menimbulkan mempengaruhi psikis dan menimbulkan penyakit psikosomatis. 2 hal sederhana tapi kalau tidak dilakukan bisa bahaya juga ya?

Lalu, mengapa ada beberapa orang yang susah meminta maaf? Menurut Pdt. Heru alasannya ada 3, yaitu:

  1. Karena permintaan maaf menyangkut harga diri seseorang
  2. Karena keras kepala
  3. Karena malu

Kalau bersangkutan dengan maaf-memaafkan kita pasti teringat dengan perseteruan antar Yakub dan Esau dimana Esau marah karena Yakub telah membohongi Ishak, ayah mereka sehingga hak kesulungannya direnggut oleh Yakub. Karena itu Yakub mendapatkan julukan penipu karena mengambil hak kesulungan Esau yang membuat Esau marah dan ingin membunuh Yakub, Ap;a yang terjadi di kehidupan Yakub selanjutnya? Ia melarikan diri dan Tuhan menuntunnya sehingga menjadi orang yang sangat kaya. Tapi, Yakub masih menyimpan suatu kesalahan dan dia harus meminta maaf kepada kakaknya Esau. Kemudian Yakub dengan kerendahan hatinya mengirim utusannya untuk meminta maaf kepada Esau.

Persekutuan Keluarga Muda Bulan Mei

Selain cerita Esau dan Yakub Pdt. Heru menceritakan seorang anak bernama Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi. Saat umur 16 tahun, Arun hidup di perkebunan yang jauh dari kota. Suatu kali dia diajak oleh ayahnya ke kota yang berjarak 28 km dari kampung dimana dia tinggal, untuk memimpin sebuah seminar. Arun sangat senang sekali diajak ke kota.

Sampai suatu ketika, sebelum sampai tempat tujuan, mobil yang dikendarai rusak. Sembari mengantar ayahnya ke tempat seminar, Arun menuju ke bengkel, kemudian meninggalkan bengkel untuk menonton bioskop. Arun berjanji untuk menjemput ayahnya yang seminar di jam yang sudah disepakati.

Akhirnya dia terlambat menjemput ayahnya. Arun berbohong dan mengatakan bahwa bengkel bekerja dengan lambat dan begitu banyak kerusakan sehingga perlu waktu yang lama untuk memperbaiki. Ayahnya tahu kalau Arun berbohong, karena ayahnya sempat menelpon pihak bengkel menanyakan apakah mobilnya sudah selesai diperbaiki.

Betapa kagetnya Arun karena ayahnya tahu kalau dia berbohong. Namun  demikian Arun bukannya meminta maaf akan tetapi dia  berkata bahwa ini terjadi karena kesalahan ayahnya. Bagaimana respon Ayah Arun? Ayah meminta maaf dengan mengatakan bahwa “ Ayah minta maaf, karena tidak bisa mendidik kamu untuk berani bicara jujur. “ kemudian ayahnya  meminta Arun mengendarai mobil sampai rumahnya dan ayahnya akan berjalan pulang sepanjang 28 km.

Hal ini sangat membekas dalam hati Arun karena ini terasa seperti hukuman bagi Arun. Akhirnya Arun menyesal atas kesalahannya sendiri dan meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya.

Wah, renungan yang indah dan pasti langsung dipraktekan Keluarga Muda eh, seluruh Jemaat Depok di kehidupan sehari-hari. Inti dari permintaan maaf adalah sebuah kesadaran bahwa telah melakukan suatu kesalahan dan adanya perubahan sikap dan janji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jika Tuhan Allah saja bisa memaafkan kita orang yang berdosa, tentunya tidak ada suatu alasan bagi kita untuk tidak bisa memaafkan/mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita. Jangan lupa katakan “maaf cinta….” kalau berbuat salah ya

 

Kontributor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *