Senin, 8 April 2019
Supaya Terjadi Demikian
Matius 26 :47-56
53 Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? 54 Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?” (Mat 26:51,52)
Yesus adalah pribadi kedua dari Allah Tritunggal. Yesus memiliki segala kuasa di bumi maupun di sorga. Itu berarti Yesus juga memiliki kuasa untuk mengerahkan pasukan malaikat untuk mengerjakan apa yang dikehendakiNya.
Sebagai manusia Yesus juga mengalami kesedihan dan ketakutan – termasuk ketika akan menghadapi penangkapan dan kematian yang segera mendekat. Tetapi Yesus tahu dengan jelas misi hidupNya. Yesus tahu apa yang dikendaki Allah Bapa.
Ketika Dia didatangi oleh rombongan hamba imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi yang akan menangkapNya Dia tidak melakukan perlawanan maupun tindakan untuk menggagalkan penangkapanNya. Yesus tidak meminta Allah Bapa untuk mengerahkan pasukan malaikat untuk menolongNya – padahal Dia memiliki kuasa melakukan hal itu. Yesus mengosongkan diriNya. Yesus tidak mempergunakan sedikitpun kuasa yang dimilikiNya untuk menghindarkan diri dari penangkapan tersebut.
Alasan tidak dipergunakanNya kuasa di bumi maupun di sorga adalah supaya rancangan Allah Bapa terjadi di dalam hidupNya. “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Yes 53:5). Allah Bapa telah merencanakan kematian Yesus Kristus anak tunggalNya. Penderitaan yang disebabkan karena kesalahan dan dosa umat manusia. Kematian yang dirancang untuk mendatangkan keselamatan bagi umat manusia.
Karena itu ketika waktu penangkapan yang merupakan awal penderitaanNya tiba, Yesus tidak berusaha menyimpang dari rancangan Allah tersebut – walau Dia sedih. Ketika waktu penangkapan yang berujung kepada kematianNya tiba Yesus tidak berusaha menggagalkan rancangan Allah tersebut – walau Dia gentar. Hal terpenting bagiNya adalah melakukan kehendak Allah Bapa.
Yesus tetap taat terhadap kehendak Allah Bapa – walaupun Dia sedih. Yesus tetap menggenapkan rancangan Allah Bapa bagiNya – walaupun Dia gentar. Sebagian orang Kristen melakukan kebalikan dari tindakan Yesus – membangun rancangan pribadi bagi diri sendiri dan memaksa Allah mengikuti rancangan tersebut dengan bungkus iman. Akibatnya, kehidupannya semakin jauh dari jalan kebenaran dan tidak menggambarkan kehidupan orang percaya.
Sebagai orang percaya yang dibentuk dan disiapkan untuk menjadi serupa dengan Yesus, kita juga perlu belajar terus untuk mengerti rancangan Allah bagi diri kita dan belajar terus taat kepada Allah di sepanjang kehidupan singkat yang diberikanNya. Mengerti rancangan Allah bagi diri kita hanya bisa dilakukan melalui hubungan pribadi yang baik denganNya. Bersikap patuh dan taat kepada Allah dengan kekuatan sendiri adalah tidak mungkin. Karena itu kita harus selalu memohon supaya Roh Kudus memberikan hati yang taat patuh dan kekuatan untuk selalu taat kepada kehendakNya – apapun yang terjadi. Hendaknya kita selalu sadar bahwa kita lemah (fragile) sehingga setiap pagi kita harus berseru untuk memohon penyertaanNya agar kita bisa patuh dan taat pada Jalan KebenaranNya.
[Ditulis berdasarkan “Tafsiran Injil Matius” oleh Mathew Henry]