Berakhir Sia-sia

Berakhir Sia-sia

Baca: Amsal 7:10-27

7:10Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan, berpakaian sundal dengan hati licik; 7:11cerewet dan liat perempuan ini, kakinya tak dapat tenang di rumah, 7:12sebentar ia di jalan dan sebentar di lapangan, dekat setiap tikungan ia menghadang. 7:13Lalu dipegangnyalah orang teruna itu dan diciumnya, dengan muka tanpa malu berkatalah ia kepadanya: 7:14‘Aku harus mempersembahkan korban keselamatan, dan pada hari ini telah kubayar nazarku itu. 7:15Itulah sebabnya aku keluar menyongsong engkau, untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan engkau. 7:16Telah kubentangkan permadani di atas tempat tidurku, kain lenan beraneka warna dari Mesir. 7:17Pembaringanku telah kutaburi dengan mur, gaharu dan kayu manis. 7:18Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara. 7:19Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh, 7:20sekantong uang dibawanya, ia baru pulang menjelang bulan purnama.’ 7:21Ia merayu orang muda itu dengan berbagai-bagai bujukan, dengan kelicinan bibir ia menggodanya. 7:22Maka tiba-tiba orang muda itu mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan, dan seperti orang bodoh yang terbelenggu untuk dihukum, 7:23sampai anak panah menembus hatinya; seperti burung dengan cepat menuju perangkap, dengan tidak sadar, bahwa hidupnya terancam.

7:24Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, perhatikanlah perkataan mulutku. 7:25Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu, dan janganlah menyesatkan dirimu di jalan-jalannya. 7:26Karena banyaklah orang yang gugur ditewaskannya, sangat besarlah jumlah orang yang dibunuhnya. 7:27Rumahnya adalah jalan ke dunia orang mati, yang menurun ke ruangan-ruangan maut.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 49–50 ; Roma 1

Rumahnya adalah jalan ke dunia orang mati, yang menurun ke ruangan-ruangan maut. —Amsal 7:27

Kecanduan heroin adalah hal yang tragis. Seorang pecandu akan menuntut dosis yang semakin dan semakin tinggi demi mencapai tingkat kenikmatan yang sama. Namun, tanpa mereka sadari, dosis tinggi yang mereka cari akan membawa pada akhir yang fatal. Ketika seorang pecandu mendengar kabar tentang seseorang yang meninggal karena overdosis, sangat mungkin pikiran pertama yang muncul dalam benak mereka bukan ketakutan tetapi pertanyaan, “Di mana aku bisa mendapatkan dosis itu?”

C. S. Lewis memperingatkan tentang proses kejatuhan seperti itu dalam novel Screwtape Letters. Di dalamnya, Lewis membayangkan iblis sedang menjelaskan caranya menggoda manusia. Godaan itu dimulai dari kesenangan—bisa dari salah satu kesenangan wajar yang dikaruniakan Allah—dan ditawarkan dengan cara yang dilarang Allah. Setelah orang itu terpancing, kurangi kesenangan itu sambil menggodanya untuk menginginkan lebih banyak. Sediakan “hasrat yang semakin meningkat demi kesenangan yang semakin berkurang,” sampai akhirnya iblis berhasil “merebut jiwa orang itu tanpa perlu memberikan apa pun kepadanya.”

Amsal 7 menggambarkan siklus yang menghancurkan itu dengan godaan dosa seksual. Seks adalah karunia Allah yang baik, tetapi ketika kita mencari kenikmatannya di luar pernikahan, kita “seperti lembu yang dibawa ke pejagalan” (ay.22). Mereka yang mengira dirinya kuat telah menghancurkan diri dengan mengejar kenikmatan yang berbahaya, maka dari itu “perhatikanlah” dan “janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan [yang salah]” (ay.24-25). Dosa bisa memikat dan membuat ketagihan, tetapi selalu berakhir dengan kematian (ay.27). Dengan menghindari godaan untuk berdosa, oleh kuasa Allah, kita dapat memperoleh sukacita dan kepuasan sejati di dalam Dia. — Mike Wittmer

Kapan dan di mana Anda menghadapi godaan? Bagaimana Anda bisa memohon hikmat dan pertolongan dari Allah untuk berpaling dari godaan tersebut?

Roh Kudus, aku tahu betapa tidak berdayanya aku untuk menolak godaan. Aku membutuhkan-Mu. Tolonglah aku mengatasinya.

Wawasan:

Sebagian besar kitab Amsal ditulis oleh Raja Salomo. Pasal 5–7 menekankan keseriusan bahaya dosa seksual dan diakhiri dengan suatu gambaran tentang seseorang yang jatuh ke dalam godaaan “seperti lembu yang dibawa ke pejagalan” (7:22). Kiasan itu memberikan gambaran bahwa manusia tidak mengetahui kebinasaan yang menanti di depan. Itulah sebabnya Raja Salomo memperingatkan bahwa rumah seorang perempuan sundal adalah “jalan menuju kuburan” (ay. 24-27).

-ODB Ministries-

admin

Tinggalkan Balasan